Text
Memberdayakan Rumah Ibadat memakmurkan Umat.
Memberdayakan Rumah Ibadat, Memakmurkan Umat
EPILOG Oleh Imam Addaruqutni Sekretaris Jenderal Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kebanggaan kita sebagai bangsa di antaranya adalah klaim kita sebagai bangsa sekaligus umat yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama. Namun, kekecewaan kita serta merta muncul manakala menimbang kondisi yang kontras antara menjamurnya rumah-rumah ibadah yang nota benesebagai pusat-pusat spiritualitas religious serta menguatnya peran subkultur yang boleh dikata sebagai sangat otonom, ternyata belum maksimal dalam peran transformasi sosial termasuk transformasi politik yang─dibanding dengan Negara-negara industrial maju semisal Jepang, Korea, dan sebagainya─masih menyedihkan. Mengapa kondisi ini terjadi? Mengapa kita menjadi seperti bangsa yang mengalami keterbelahan kepribadian (split personality) dan sebagai bangsa yang ambigu dalam arti bangsa dan umat beragama dengan perbuatan nyata yang secara kualitatif dan kuantitatif dapat dikatakan sebagai melecehkan kebanggaan kebangsaan (national pride) dan kesucian agama (religious sanctity) anutan? Jika praktik/tradisi kehidupan dalam rumah ibadah sanggup mewujudkan kepercayaan publik (public trust) melalui pola yang akuntabel dan transparan misalnya sebagai tampak dalam laporan rutin/berkala berkenaan dengan penerimaan-pengeluaran keuangan/dana amal, maka mengapakah hal itu tiba-tiba gagal ketika memasuki arena publik (public sphere) dalam usaha mewujudkan pemerintahan yang bersih dan tatakelola pemerintahan yang baik (clean government and good governance). Mengapa praktik korupsi begitu menggejala di sementara kalangan yang justru pemegang otoritas kebijakan dan tidak jarang dipuji sebagai di anatara putra terbaik bangsa. Mentalitas yang mana dari manusia yang sama maka tiba-tiba menjadi pribadi yang asing dan lain dalam kehidupan sosial kemasyarakatan dan kenegara-bangsaan? Karena itu, sesuai dengan tradisi akuntabel dan transparan yang lazim berlangsung di berbagai rumah ibadah, dapat dikatakan bahwa pada dasarnya itu semua merupakan sumbangan social capital yang mestinya sangat berarti tehadap kehidupan dalam spektrum masyarakat luas dan Negara (Ronald Inglehart and Pippa Norris, Rising Tide: Gender Equality and Cultural Change around the World, 2003). Lebih-lebih dalam era ini di mana agenda transformasional kebangsaan kita mau tidak mau metinya mampu menapaki proses peralihan pola kehidupan bangsa kita dari strata Memberdayakan Rumah Ibadat, Memakmurkan Umat
76774 | 306.6 SEG M | Library Lantai 3 | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain