Text
ABORSI: Sebagai Masalah Etika
Fungsi reproduksi sering mnerepotkan manusia. Banyak
pasangan ingin sekali mendapat anak, tetapi sesudah hidup
perkawinan selama sepuluh tahun atau lebih, mereka belum dapat
anak. Mereka bersedia memikul beban finansial yang besar dan
beban psikologis yang berat untuk mewujudkan cita-cita
mempunyai anak sendiri. Pasangan-pasangan seperti itu selarang
kerap kali bisa dibantu berkat perkembangan ilmu kedokteran
Salah satu metode baru yang menjadi terobosan penting untuk
mengatasi masalah intertilitas adalah fertisasi viro yang secara
populer dikenal sebagai "bayi tabung". Inggris adalah negara yang
pertama kali mengembangkan metode ini. Bulan Juli 1978 di Ingoris
lahir Louise Brown sebagai "bayi tabung" pertama. Teknologi
biomedis ini kini sudah dipakai di hanyak tempat, termasuk Indo-
nesia. Meski demikian, masih banyak pasangan yang tidak
tertolong dengan semua metode moderr yang dikenal sekarang
Mereka tetap tidak memperoleh keturunan yang begitu mereka
dambakan
Tetapi - ironis sekali - di sisi lain ada pasangan yang isterinya
menjadi hamil, tetapi kehamilan tersebut tidak diharapkan. Mereka
justru menempuh segala cara untuk menggugurkan kandungan
tersebut. Mereka juga mengalami beban psikologis yang berat,
dan kadang-kadang biaya finansial cukup besar untuk mewujudkan
tujuan tersebut. Tentu saja, kehamilan yang tidak diinginkan banyak
terjadi juga di luar nikah. Dalam zaman modern, barangkali tidak
ada masalah etika biomedis yang begitu ramai dan intensif
didiskusikan seperti masalah aborsi ini. Diskusi ini sudah
berlangsung puluhan tahun. Sementara itu banyak negara sudan
melegalisasi aborsi, tetapi hal itu pun tidak dapat meredakan
intensitas diskusi.
42515 | 363.46 BER A | Library Lantai 2 | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain